Table of Contents
Dihujani sederet testimoni positif, ramai dibicarakan sana-sini, dan punya nama plus konsep parfum yang unik, tentu brand parfum HMNS (@HMNS.id) sudah terdengar familiar. Yup! Merek parfum lokal satu ini bisa dibilang berhasil mendapatkan spotlight sejak pertama dirilis. Nah, nggak usah berlama-lama lagi, kali ini saya dan Levi akan mencoba kedua eau de parfum best seller mereka: Orgasm dan Essence of the Sun. Simak reviewnya di sini, ya!
Orgasm

Pasti saya nggak sendiri 'kan kalau saya bilang saya salah fokus dengan nama parfum ini? Haha. Dari pertama mendengar brand HMNS, nama parfum perdana mereka ini sukses mencuri perhatian. Apalagi, saat melihat konsepnya yang nggak main-main, dan review-nya yang fenomenal, duh, gimana nggak makin penasaran?
Well, luckily saya berkesempatan mencobanya sendiri. Parfum seharga Rp298.000 ini datang dalam kemasan slide box berukuran cukup besar. Terdapat bantalan busa di bagian dalamnya yang berfungsi untuk menjaga agar parfum tidak bergeser, sehingga lebih aman. Parfumnya sendiri dikemas dalam botol kaca tebal transparan berukuran 100 ml dan tutup berwarna putih. Terdapat hint warna peach-pink pada cairan parfumnya.
Deskripsi aroma

Dilansir dari website resmi HMNS, Orgasm disebutkan diformulasikan di bulan September 2019. Ide awal parfum ini adalah memadukan semua notes yang paling banyak disukai ke dalam satu botol parfum. Setelah percobaan berkali-kali, mereka pun menemukan bahwa rahasia aromanya terletak pada vanilla beans, alih-alih vanila biasa. Orgasm merupakan formulasi pertama dari Series Gen – XX atau female fragrance. Nah, berikut detail notes-nya:
Top: Apple
Middle: Rose, Jasmine, Peony
Base: Amber & Vanilla Beans
Saat pertama kali disemprot, aroma acidic dan fruity dari apel langsung menyeruak. Aroma inilah yang awalnya sempat membuat saya berpikir, "katanya wangi vanila, kok malah wangi segar seperti buah?". Dari semprotan awal, perlahan-lahan aromanya pun mulai beralih ke middle notes-nya: aroma floral yang lebih lembut dan feminin, dengan aroma peony yang lebih dominan. Setelah middle notes 'turun' dan tergantikan oleh base notes, barulah saya paham kenapa parfum ini menuai banyak pujian dari aroma vanilanya. Duh, aroma vanilanya benar-benar juara!

Aroma vanila yang gourmand (aroma yang dominan terdiri dari wewangian sintetis ala makanan, seperti cokelat, madu, vanila, atau permen) nggak selalu menjadi favorit banyak orang karena kerap terlalu manis hingga bisa terasa overwhelming, tapi lain halnya dengan parfum ini.
Kayak yang sudah disebutkan sebelumnya, tim HMNS menemukan bahwa vanilla beans adalah rahasia aroma vanila yang sempurna: manis, nggak overly sweet, dan ada sedikit spice atau aroma rempah yang menyeimbangkan aromanya. Kesan manis ini juga diperhangat dengan notes amber. Karena alasan ini, menurut saya, dari semua parfum vanila yang pernah saya coba, Orgasm punya karakter aroma vanila yang lain daripada yang lain.
Longevity

Eau de parfum yang punya konsentrasi essential oil 10-20% umumnya memiliki daya tahan aroma lebih lama ketimbang jenis parfum lainnya. Nah, Orgasm sendiri diklaim memiliki daya tahan 6 jam. Apakah benar? Jawabannya, iya! Saya sempat mengetes parfum ini pada 2 situasi, saat beraktivitas di luar ruangan serta saat beraktivitas di dalam ruangan dengan AC.
Di percobaan pertama, aroma parfum mulai nggak terlalu tercium setelah kurang lebih 6 jam. Pada percobaan kedua, aroma parfum masih tercium hingga 9 jam, walau intensitas aroma dan projection-nya berkurang drastis, sehingga saya perlu mengendus area yang disemprotkan terlebih dahulu. Meski demikian, sesekali saat saya menggerakkan tangan, misalnya, aroma parfum akan kembali tercium samar-samar.
Projection
Dilansir dari akun HMNS, Orgasm diklaim punya projection sejauh 2 meter, yang artinya aroma parfum ini bisa tercium dari jarak tersebut. Dari pengalaman saya, aromanya hanya tercium dari jarak sejauh 1 meter, yang sebetulnya nggak berbeda terlalu jauh dari klaimnya, sih. Haha.
Sillage

HMNS juga mencantumkan klaim untuk sillage Orgasm, yakni medium atau sedang, dan saya setuju. Sillage sendiri memiliki arti intensitas 'jejak aroma' yang ditinggalkan di udara. Misalnya, seperti saat kamu mencium aroma parfum setelah seseorang lewat.
Karena sillage Orgasm berada di tingkat sedang, artinya aroma parfum bisa tercium saat saya menggerakkan tangan atau cukup tercium saat saya bergerak. Sehingga bukan nggak mungkin kalau ada teman yang bertanya, "kamu pakai parfum apa, sih?". Namun, di satu sisi, sillage-nya juga nggak terlalu strong sampai saya akan menerima komentar 'mandi parfum' oleh orang di sekitar saya. Haha.
Pendapat saya

Dari pendapat-pendapat saya di kategori aroma, longevity, hingga sillage, tentu kalian sudah bisa menebak kalau saya sangat menyukai eau de parfum Orgasm dari HMNS. Aroma vanilanya benar-benar spesial dan cukup intens untuk digunakan pada acara-acara spesial. Plusnya lagi, setiap pembelian HMNS Oargasm, kamu pun turut berkontribusi sebesar Rp5.000 untuk membantu lembaga non-profit Tabu.id yang aktif dalam meningkatkan kesadaran terhadap literasi seks di Indonesia.
2. Levi - Essence of the Sun